Sunday, May 13, 2007

Masjid agung
Di sebelah barat alun-alun utara ada sebuah masjid yang diberi nama Masjid Agung Surokarto Hadiningrat.
Masjid Agung merupakan kompleks bangunan seluas 19.180 m2 yang dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan pagar tembok keliling setinggi 3,25 m. Bangunan Masjid Agung Surakarta secara keseluruhan berupa bangunan tajug yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka, saka gurunya dibuat pada jaman Pakubuwono III tahun 1789 M atau “Trusing sarira winayang ratu“ atau 1177 H (hangraras temen pangandikaning Nabi) atau 1204 H (dadi luhur manembahing Allah). Dahulu masjid ini diurusi oleh Kawedanan Yogaswara.
Bangunan Masjid Agung terdiri dari :
  • Serambi, mempunyai semacam lorong yang menjorok ke depan (tratag rambat) yang bagian depannya membentuk kuncung.
  • Ruang Shollat Utama, mempunyai 4 saka guru dan 12 saka rawa dengan mihrab dan kelengkapan mimbar sebagai tempat Khotib pada waktu Sholat Jum’at.
  • Pawestren, (tempat shollat untuk wanita) dan Balai Musyawarah
  • Tempat berwudhu
  • Pagar Keliling (topengan), dibangun pada masa PB VIII tahun 1858.
  • Pagongan, terdapat di kiri kanan pintu masuk masjid, bentuk dan ukuran bangunan sama yaitu berbentuk pendapa yang digunakan untuk tempat gamelan ketika upacara Sekaten (Upacara Peringatan hari lahir Nabi Muhammad S.A.W.)
  • Istal dan garasi kereta untuk raja ketika Sholat Jum’at dan Gerebeg, diperkirakan dibangun bersamaan dengan dibangunnya Masjid Agung Surakarta.
  • Gedung PGA Negeri, didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono X (1914) dan menjadi milik kraton.
  • Menara Adzan, bertinggi 33 meter mempunyai corak arsitektur menara Kutab Minar di India. Didirikan pada tahun 1928 oleh Pakubuwono X saat ultah beliau yang ke-40.
  • Tugu Jam Istiwak, yaitu jam yang menggunakan patokan posisi matahari untuk menentukan waktu sholat.
  • Gedang Selirang, merupakan bangunan yang dipergunakan untuk para abdi dalem yang mengurusi masjid Agung.
Dalam acara Sekaten (Muludan), di bangsal sebelah selatan dibunyikan gamelan bernama Kyai Gunturmadu, dibuat pada jaman Pakubuwono IV tahun 1818 (Naga Raja Nitih Tunggal). Di bangsal sebelah utara diperdengarkan gamelan yang bernama Kyai Guntursari, dibuat jaman awal Mataram Islam tahun 1566 (Rerenggan wowohan tinata ing wadah). Gending yang diperdengarkan adalah Gending Rangkung.
Di podium masjid terdapat tulisan “rukuning Islam iku limang prakara”, di sebelahnya lagi ada ukiran kayu dengan kaligrafi yang dibuat pada jaman Pakubuwono III (tahun Wawu 1769).

No comments: