Sunday, May 13, 2007

KERATON SOLO

sitihinggil kidul

Kori Brojonolo Kidul memberikan akses ke Sitihinggil Kidul. Sitihinggil Kidul adalah suatu komplek bangunan pendopo terbuka, yang dikelilingi oleh barisan pagar besi pendek, didirikan 2 Rabiulakir Wawu 1721, pada jaman dahulu terdapat 4 meriam, 2 diantaranya kemudian diambil pemerintah untuk diletakkan di AMN Magelang. Berbeda dengan komplek Sitihinggil Lor yang megah, komplek Sitihingil Kidul dan bangunan maupun kori lain di sebelah selatan kraton berbentuk lebih sederhana dan dibuat dari material yang lebih sederhana pula.

Kebalikan utara dan selatan bangunan di kraton berkaitan dengan filosofi jawa 'Donya Sungsang Walik'. Bangunan-bangunan di utara kraton yang megah melambangkan nafsu dan keinginan duniawi yang ada di dalam diri manusia, sementara kesederhanaan di bagian selatan melambangkan dalam perjalanan persatuan dengan Tuhan, manusia harus meninggalkan benda-benda dan keinginan duniawi. Dalam tahap spiritual ini manusia harus fokus dan berorientasi kepada Tuhan, Sang Hyang Tunggal.


Alun-Alun Kidul

Disebelah selatan Sitihinggil Kidul dapat dijumpai Alun-Alun Kidul, alun-alun ini bersifat lebih pribadi dibandingkan Alun-alun Lor. Alun-Alun Kidul dikelilingi oleh tembok benteng yang tinggi dan disekitarnya terdapat beberapa rumah bangsawan dan juga wong cilik yang mencari nafkah di area tersebut.
Tembok yang mengelilingi alun-alun mempunyai pintu gerbang di tengan ujung selatan yang bernama Gapura Gading. Gapura ini berbentuk gerbang candi bentar, seperti halnya Gapura Gladak.
Gapurendra

Pada tahun 1932, Sunan Pakubuwono X, menambahkan pintu gerbang di sebelah selatan Gapura Gading, dengan bentuk mengikuti bentuk gerbang masuk Alun-Alun Kidul dari arah barat dan timur.
Ketiga gerbang di Alun-Alun Kidul ini dikenal dengan sebutan Tri Gapurendro , gapura terakhir yang ditambahkan oleh Sunan Pakubuwono X inilah yang saat ini dikenal masyarakat sebagai Gapura Gading.

No comments: